Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perubahan suasana hati yang ekstrem, mulai dari episode mania hingga depresi. Meskipun gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja, remaja sering kali menjadi kelompok yang paling rentan. Di Kota Kuala Kapuas, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) ingin meningkatkan kesadaran tentang tanda-tanda awal gangguan bipolar yang sering disalahartikan, sehingga orang tua dan masyarakat dapat memberikan dukungan yang tepat.

1. Apa Itu Gangguan Bipolar?

Gangguan bipolar, sebelumnya dikenal sebagai depresi manik, adalah kondisi yang menyebabkan perubahan suasana hati yang signifikan. Remaja dengan gangguan ini dapat mengalami periode euforia yang tinggi (mania) diikuti oleh periode depresi yang mendalam. Perubahan ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di sekolah dan dalam hubungan sosial.

2. Tanda Awal yang Sering Disalahartikan

Banyak tanda awal gangguan bipolar yang sering kali diabaikan atau disalahartikan sebagai perilaku remaja yang biasa. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

  • Perubahan Suasana Hati yang Ekstrem: Remaja mungkin mengalami perubahan suasana hati yang cepat, dari sangat bahagia menjadi sangat sedih dalam waktu singkat. Perubahan ini bisa dianggap sebagai bagian dari fase remaja, tetapi jika terjadi secara berulang, perlu diwaspadai.
  • Energi Berlebih: Selama fase mania, remaja mungkin menunjukkan peningkatan energi yang tidak biasa, berbicara lebih cepat, dan memiliki ide-ide yang meluap-luap. Ini sering kali disalahartikan sebagai semangat atau antusiasme yang tinggi.
  • Kesulitan Tidur: Remaja dengan gangguan bipolar mungkin mengalami insomnia atau tidur yang tidak teratur. Mereka mungkin merasa tidak perlu tidur selama beberapa hari, yang sering kali dianggap sebagai semangat yang berlebihan.
  • Perilaku Impulsif: Selama fase mania, remaja dapat terlibat dalam perilaku berisiko, seperti pengeluaran uang yang berlebihan, penggunaan zat terlarang, atau hubungan seksual yang tidak aman. Ini sering kali dianggap sebagai perilaku nakal remaja.
  • Perasaan Putus Asa: Pada fase depresi, remaja mungkin merasa putus asa, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi. Gejala ini sering kali disalahartikan sebagai masalah remaja biasa.

3. Pentingnya Kesadaran dan Dukungan

Menyadari tanda-tanda awal gangguan bipolar sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Jika orang tua atau pengasuh melihat perubahan perilaku yang mencolok pada remaja, penting untuk mencari bantuan profesional. Dukungan dari keluarga dan teman-teman juga sangat berperan dalam proses pemulihan.

4. Langkah-Langkah yang Dapat Diambil

  • Konsultasi dengan Profesional: Jika ada kekhawatiran tentang kesehatan mental remaja, segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk evaluasi lebih lanjut.
  • Edukasi Diri: Orang tua dan remaja perlu memahami lebih banyak tentang gangguan bipolar dan dampaknya. Pengetahuan ini dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman.
  • Dukungan Emosional: Menciptakan lingkungan yang mendukung dan terbuka untuk berbicara tentang perasaan dapat membantu remaja merasa lebih nyaman untuk berbagi.

Gangguan bipolar pada remaja adalah kondisi serius yang sering kali disalahartikan. Dengan meningkatkan kesadaran tentang tanda-tanda awal dan memberikan dukungan yang tepat, kita dapat membantu remaja yang mengalami gangguan ini untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. PAFI Kota Kuala Kapuas berkomitmen untuk mendukung kesehatan mental masyarakat dan mendorong dialog terbuka tentang isu-isu kesehatan mental.